Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih

Suci lahir dan di dalam batin

Tengoklah ke dalam sebelum bicara

Singkirkan debu yang masih melekat, ooh...

Singkirkan debu yang masih melekat.

—Ebiet G. Ade, “Untuk Kita Renungkan”

Biasanya lagu ini sering terdengar menjelang lebaran di tengah bulan suci Ramadhan, dan tampaknya, cukup merepresentasikan kondisi mudik lebaran saat pandemi COVID-19. Namun, kali ini debu-debu yang melekat itu mewujud dalam bentuk virus Corona yang tidak terlihat. Artinya, pemudik dari wilayah episentrum pandemi berisiko menyebarkan virus corona bahkan tanpa gejala yang dirasakan sebelumnya. Pemerintah pun telah melakukan berbagai upaya untuk membatasi hingga melarang mobilisasi masyarakat ke luar daerah episentrum wabah COVID-19. Lantas, pilihan strategis apa saja yang dimiliki oleh para pemudik? Bagaimana jika mudik merupakan pilihan terbaik bagi pemudik? Dan jika benar, bagaimana seharusnya pemerintah merespons situasi ini dalam membatasi alur penyebaran virus?