Demonstrasi 25, 28, dan 29 Agustus 2025 memperlihatkan kapasitas masyarakat sipil untuk bertahan, beradaptasi, dan bangkit menghadapi tekanan: himpitan ekonomi, penyempitan ruang publik hingga inkonsistensi hukum. Di tengah situasi itu justru tumbuh ketahanan sipil yang melahirkan aksi kolektif serentak. Makna fundamental dari rangkaian protes ini jelas: aksi sipil yang muncul bukan sekadar reaksi spontan, melainkan manifestasi hidupnya demokrasi dan solidaritas warga. Masyarakat tidak hanya bertahan, tetapi juga melawan ketidakadilan secara sadar, aktif, dan terorganisir.
Awal Agustus bahkan ditandai “ironi digital”: seruan di media sosial untuk mengibarkan bendera bajak laut One Piece.Simbol Jolly Roger dipinjam sebagai tanda penolakan terhadap 1 ketidakadilan. Fenomena organik ini menunjukkan bagaimana budaya pop digunakan publik untuk menyuarakan keresahan. Kisah Luffy dan kru Topi Jerami yang sarat kritik sosial dipandang paralel dengan situasi Indonesia hari ini—pesan bahwa rakyat sedang mencari jalannya sendiri untuk menolak dominasi dan elitisme.