Pada tanggal 4 Februari 2024, debat resmi calon presiden dan wakil presiden diselenggarakan oleh KPU dengan mengangkat tema besar kesejahteraan sosial. Pemaparan visi-misi dan debat mengenai kesejahteraan sosial tentu diperlukan agar masyarakat Indonesia dapat menilai arah program dan kebijakan yang akan diterapkan oleh presiden dan wakil presiden terpilih untuk periode 2024-2029. Topik ini semakin relevan dengan melihat indikator-indikator ekonomi Indonesia.
Pasca era boom komoditas, ekonomi Indonesia hanya dapat tumbuh dikisaran angka 5% (mengeluarkan periode krisis COVID-19). Pertumbuhan ekonomi yang terbatas ini juga dibarengi dengan pertanyaan terkait dengan kualitas pertumbuhannya. Kritik seringkali dilayangkan mengingat angka pertumbuhan ini belum mampu menekan secara optimal angka kemiskinan di Indonesia. Meskipun dalam tren penurunan, persentase penduduk miskin Indonesia berada diangka 9,36%, atau masih ada sekitar 25,9 juta masyarakat dalam kategori penduduk miskin.
Kemiskinan ekstrem juga masih belum bisa diberantas oleh pemerintah Indonesia. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi juga dianggap belum dapat menyentuh masyarakat secara luas dan menghasilkan ketimpangan yang makin tinggi. Tingkat koefisien gini sebagai salah satu indikator yang sering digunakan untuk menilai ketimpangan masih cukup tinggi diangka 0,38.