Perlawanan sipil bisa menjadi gerakan yang mendorong perubahan besar, salah satunya untuk mendorong demokratisasi dan inklusi terhadap kelompok-kelompok terpinggirkan atau rentan. Kendati demikian, tidak serta merta perlawanan sipil membawa dampak yang masif atau dapat dikatakan berhasil mewujudkan inklusi politik bagi kelompok minoritas. Pada Commentaries kali ini, Ches Thurber dan Titik Firawati menganalisis perlawanan sipil dan dampaknya pada inklusifitas dalam sejarah bangsa Indonesia, seperti menilik kembali bagaimana hasil dari gerakan tersebut, kekurangan pada aspek perjuangan jangka panjang, dan persoalan kolaborasi untuk mencapai tujuan tersebut.